Ikatan Doktor Ilmu Manajemen (IKADIM)
(021) 42805324

DIALOG NASIONAL PRA MUBES IKADIM SDM UNGGUL, MANAJEMEN UNGGUL DAN INDONESIA MAJU DALAM ERA INDUSTRIALISASI 4.0

Pandemi COVID-19 dan aturan penutupan aktivitas bisnis untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 telah menyebabkan penurunan ekonomi yang sangat cepat dan besar. Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia akan menyusut sebesar 5,2 persen tahun ini. Dengan penurunan ekonomi ini, perekonomian global mengalami resesi terburuk sejak Perang Dunia Kedua. Ini menunjukkan penurunan pendapatan per kapita di sebagian besar negara-negara sejak 1870 (Bank Dunia, Prospek Ekonomi Global Juni 2020). Menurut Bank Dunia, aktivitas ekonomi di negara-negara maju diperkirakan akan menurun 7% pada tahun 2020 sebagai akibat dari penurunan yang signifikan dalam supply dan demand domestik, perdagangan, dan keuangan (World Bank, 2020). Emerging market and developing economies (EMDEs) are expected to decline by 2.5% this year, the first decline as a group in at least sixty years. Per capita incomes are expected to fall by 3.6%, which will tip millions of people into extreme poverty.

Menurut Silvia, Iqbal, dan House (2017), upaya untuk memprediksi pemulihan ekonomi dengan menggunakan teori dan model dapat menghasilkan pemulihan ekonomi yang halus. Para pelaku ekonomi harus lebih berhati-hati terhadap model pemulihan ekonomi yang terlalu menyederhanakan, bahkan menghilangkan masalah ekonomi kontemporer yang kompleks. Mereka juga harus lebih berhati-hati terhadap model pemulihan yang tidak relevan dalam memecahkan masalah yang tidak ingin diselesaikan. Sebagai pelaku ekonomi, kita harus lebih berhati-hati terhadap model pemulihan ekonomi yang mengasumsikan masalah esensial untuk pemulihan ekonomi, yang dapat menghasilkan hasil yang tidak menguntungkan. Selain itu, para pelaku ekonomi harus lebih kritis terhadap cerita yang menyatakan—sebagai terapi šok—bahwa tidak ada pemerintahan sebelumnya yang berhasil menyelesaikan masalah ini. Sebagai pemerhati masalah ekonomi, kita harus lebih berhati-hati terhadap model yang mengasumsikan permintaan dan penawaran sehingga pasar dapat mencapai keseimbangan dengan cepat dan tanpa batas, dan bahwa persaingan sempurna adalah cara untuk menyelesaikan masalah permintaan dan penawaran di pasaran.

Disisi yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan saat ini di tandai dengan perkembangan industry 4.0. Dalam perkembangan ini, menurut North and Maier, (North & Maier, 2018), kekuatan perubahan digital yang merasuki tatanan kehidupan dunia saat ini merupakan tantangan utama bagi penciptaan nilai-nilai yang berbasis ilmu pengetahuan. Transformasi menuju ekonomi digital dan masyarakat telah sangat berubah dalam mengelola informasi dan pengetahuan yang ditujukan untuk menghubungkan kepentingan satu sama lain, berkolaborasi, belajar, dan memutuskan tindakan yang akan diambil mempengaruhi setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta dan berbagai kalangan di seluruh negari.

Disadari bahwa digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan menawarkan peluang baru untuk pembaruan dalam hal, pengetahuan pekerja dalam bekerja, manajer dalam mengelola organisasi, otoritas yang kompeten dan pejabat negara yang harus menciptakan tata kelola, kepemimpinan, inovasi, pengetahuan, nilai-nilai ideologi dalam proses dan praktik dalam rangka pembangunan nasional. Model baru dan cara-cara kreatif yang muncul secara digital, membutuhkan pengelolaan pengetahuan termasuk pembentukan Sumber Daya Manusia Unggul dan Manajemen Unggul.

Pada saat ini pemahaman terhadap nilai-nilai ilmu pengetahuan menurun sementara pada saat yang sama tingkat kompleksitas penciptaan nilai-nilai baru meningkat termasuk dalam hal nilai-nilai sumber daya manusia dan manajemen. Akibatnya, paradigma dan mekanisme yang dilakukan dalam mengelola pekerjaan tidak bisa hanya disesuaikan, tetapi harus sepenuhnya disesuaikan dan dilakukan secara keseluruhan mulai titik awal hingga titik akhir. Tidak mengherankan, jika berpegang teguh pada mekanisme yang telah terbukti tersebut dapat berhasil di masa lalu, maka dapat menjadi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan yang sama pada saat ini. Secara perlahan-lahan untuk mengatasi gejolak, mengatasi risiko dan ketidakpastian dalam penciptaan nilai-nilai masyarakat secara kolektif di setiap aspek negara dan selanjutnya menjadi pilihan baru dalam menata tatanan kehidupan masyarakat berbangsa termasuk di Indonesia.

Menurut Concalves (Goncalves,2017) perkembangan digitalisasi diberbagai bidang, tidak dapat terlepas dari media sosial. Cara pandang pada dunia maya seperti juga di kehidupan nyata pada saat berinteraksi, ada dalam tautan digital, di mana orang berbagi konten  dengan apa yang mereka bicarakan. Beberapa fitur jaringan sosial, seperti grup tertentu, mempromosikan konten berbagi, yang seringkali tidak dapat terdeteksi atau terlacak sumbernya, dan disisi yang lain lebih memberikan kemudahan bagi pengguna berinteraksi dan semakin baik serta memudahkan memahami subtansi. Perilaku yang aktif  berinterasi di media sosial, semakin baik jaringan yang dimiliki semakin baik tanggung jawab atas mutu konten dan jauh dari hal negatif. Pengukuran  terhadap tren prilaku aktif di media sosial terkait  langsung  dengan narasi subtansi dan penyebaran  nilai-nilai kinerja tertentu dari kinerja sumber daya manusia, manajemen suatu bangsa.

Perkembangan masyarakat di Amerika Serikat seiring perubahan zaman di era digital saat ini,  menurut Torres and Sable, (Torres & Sable, 2018) bahwa, para pemimpin yang hebat, pemimpin yang kaya dan sangat terhormat menggunakan kekuatan politiknya untuk mengubah aturan demi kepentingan orang miskin — secara povokatif mereka mendobrak nilai-nilai demokratis tidak untuk merendahkan para partisan partai politik dalam berdemokrasi. Konteks ini untuk menjelaskan perubahan yang diklaim Trump akan diterapkan dalam struktur demokrasi Amerika dan strategi untuk mengubah institusi yang menguntungkan banyak orang.

In the context of human resource management science,  values of human resource dan management, become a measuring tool in seizing opportunities.  Terkait dengan alat ini, Ulrich, (Ulrich, 2008) berpendapat bahwa secara filosofis, dengan nilai-nilai moral, semua sumber daya manusia, saat ini menghadapi tantangan dan peluang yang memungkinkan mereka yang secara profesional membangun pemahaman dan nilai ideologis sendiri. Peluang yang diciptakan digunakan sebagai alat dan teknik untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, terutama dalam melewati perubahan dramatis yang mengubah pandangan mereka sebagai mana dalam Indonesia Unggul, Management Unggul untuk Indosia Maju.